Kamis, 07 Februari 2013

SUKU FLORES DAN KEINDAHAN ALAMNYA

Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, Pulau Flores bersama Pulau Timor, Pulau Sumba dan Kepulauan Alor merupakan empat pulau besar di Provinsi NTT yang merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia dengan 566 pulau. Di ujung barat dan timur Pulau Flores ada beberapa gugusan pulau kecil. Di sebelah timur ada gugusan Pulau Lembata, Adonara dan Solor, sedangkan di sebelah barat ada gugusan Pulau Komodo dan Rinca. Sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil itu ada pulau Sumbawa (NTB), sedangkan di sebelah timur setelah gugusan pulau-pulau kecil itu ada kepulauan Alor.Di sebelah tenggara ada pulau Timor. Di sebelah barat daya ada pulau Sumba, di sebelah selatan ada laut Sawu, seb sebelah utara, di seberang Laut Flores ada Sulawesi.

Suku bangsa Flores adalah merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan lokasi yang berdekatan dengan Timor, yang pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis pernah terjadi dalam kebudayaan Flores, baik melalui Genetik, Agama dan budaya
Flores adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut: Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa, Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende, Sikka dengan ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka

Tak hanya alam bawah laut, Flores di NTT juga punya hal lain mengagumkan, yaitu kearifan lokal Kampung Bena. Di sana, Anda bisa melihat bangunan perkampungan yang unik, hingga benda yang digunakan sebagai simbol kehidupan.
Pulau Flores memang memiliki banyak pesona. Salah satunya adalah Kampung Bena yang terletak di Kabupaten Ngada.
Kampung Bena dihuni oleh 9 suku yang masing-masing memiliki Ngadu dan Baga sebagai simbol nenek moyang laki-laki dan perempuan. Rumahnya berderet rapi di kanan dan kiri. Melihat ke bagian depan rumah, terdapat tanduk-tanduk kerbau, rahang dan taring babi, yang merupakan lambang status sosial orang Bena.Ujung kampung berbentuk puncak dan terdapat altar. Dari sana, turis bisa melihat Gunung Inerie lebih jelas.

Kehidupan sosial-budaya masyarakat Flores Timur, ada empat aspek yang memainkan peranan penting, yaitu episode-episode dalam mitos asal-usul, dan tiga simbol ritual lainnya yakni nuba nara (altar/batu pemujaan), korke (rumah adat), dan namang (tempat menari yang biasanya terletak di halaman korke).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang Flores memiliki penghargaan yang sangat tinggi akan adat-istiadat dan upacara-upacara ritual warisan nenek-moyangnya.
Mitos cerita asal-usul dipandang sebagai unsur terpenting dalam menentukan otoritas dan kekuasaan. Melalui episode-episode dalam mitos asal-usul itulah legitimasi magis leluhur pertama dapat diperoleh. Mitos asal-usul yang sering dikeramatkan itu biasanya diceritakan kembali pada kesempatan-kesempatan ritual formal seperti membangun relasi perkawinan, upacara penguburan, terjadi sengketa tanah, persiapan perang, pembukaan ladang baru, panen, menerima tamu, dan sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar