Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran
dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan
sejarahnya. Ruth Benedict melihat kebudayaan sebagai pola pikir dan berbuat
yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang membedakannya dengan
kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan
penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari/learning behavior
(Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ;1999).
Kebudayaan sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah
buah adab (keluhuran budi), maka semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah
berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat
kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban dari
masing-masing bangsa (Dewantara; 1994).
Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya:
- Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup
masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya
pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan.
- Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa,
kesusasteraan dan kesusilaan.
- Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang
perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian
yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil
perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan yang kuat dan abadi,
alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi
terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman. (Dewantara; 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar