Kamis, 08 Januari 2015

Pengaruh Kelompok Individu Terhadap Perilaku Konsumen

Pengaruh individu dalam perilaku konsumen merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi acuan seorang konsumen dalam melakukan kegiatan pembelian. Setiap individu memiliki pemikiran yang berbeda-beda dalam menkonsumsi suatu barang atau jasa, namun adakalanya seorang individu dapat mempengaruhi individu lainnya dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seorang individu, antara lain :
·       Faktor kebudayaan
Adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
·       Faktor  Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.
·       Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
·       Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
Reference Group merupakan hal yang sangat penting dan ide yang berpengaruh besar dalam Perilaku konsumen. Reference Group adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagi perbandingan (referensi) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai umum atau khusus, atau dalam berperilaku. Dari perspektif pemasaran, Reference Group merupakan kelompok yang dianggap sebagai dasar referensi bagi seseorang dalam menentukan keputusan pembelian atau konsumsi mereka.
Konsumen berpotensi untuk di pengaruhi oleh berbagai orang yang berinteraksi dengan mereka dan yang mereka amati dalam sebuah kelompok. Kelompok – kelompok itu antara lain :
1.      Friendship Groups, termasuk kelompok Informal karena tidak ada struktur dan kurang mempunyai tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi pengaruh, teman adalah yang memberikan pengaruh terbesar ( setelah keluarga )terhadap keputusan pembelian seseoarang.
2.     Shopping Group, dua atau lebih orang yang berbelanja bersama dapat disebut sebagai Shopping Group. Dalam hal ini pelaku berfungsi sebagai Purchase Pals ( teman membeli ). Motivasi untuk berbelanja bersama teman Membeli (Purchase Pals ) ada beragam, terutama dari motif sosial, sampai mengurangi resiko ketika mengambil keputusan yang penting.
3.     Work Groups, orang yang meghabiskan waktu mereka bersama – sama karena suatu pekerjaan dengan frekuensi yang sering akan saling memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumsi mereka. Baik kelompok kerja Formal maupun Informal sama – sama berpengaruh. Formal Work Group adalah mereka yang bekerja bersama dalam sebuah tim , dan dengan demikian mereka mempunyai kesempatan untuk saling mempengaruhi perilaku konsumsi dan aksi satu sama lain. Informal Work Group adalah mereka yang menjadi teOrang yang meghabiskan waktu mereka bersama – sama karena suatu pekerjaan dengan frekwensi yang sering akan saling memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumsi mereka. Baik kelompok kerja Formal maupun Informal sama – sama berpengaruh. Formal Work Group adalah mereka yang bekerja bersama dalam sebuah tim , dan dengan demikian mereka mempunyai kesempatan untuk saling mempengaruhi perilaku konsumsi dan aksi satu sama lain. Informal Work Group adalah mereka yang menjadi teman sebagai hasil dari bekerja dalam satu perusahaan yang sama walaupun tidak terlibat dalam proyek yang sama.
4.     Virtual Groups Or Communities, merupakan tipe kelompok yang terbentuk dengan menggunakan teknologi internet. Dengan internet, kita dapat memulai obrolan dengan orang atau kelompok yang sesuai kita pilih. Misalnya seorang pecinta binatang dapat memulai obrolan dengan mereka yang juga pecinta binatang. Dari obrolan itu mereka dapat saling mempengaruhi dan menginformasikan tentang keputusan pemilihan pembelian makanan untuk binatang peliharaan mereka.
5.     Brand Communities, ada pendapat yang mengatakan bahwa jika kita ingin menciptakan loyalitas dimata konsumen terhadap produk kita, maka kita harus memiliki kehidupan social yang aktif. Oleh karena itu banyak perusahaan yang membuat berbagai macam club / community bagi pengguna produknya. Misalnya Produsen Djarum yang membuat komunitas Djarum Adventure.
6.     Consumer - action groups, jenis Kelompok khusus Konsumen – kelompok aksi konsumen – muncul sebagai reaksi terhadap gerakan konsumen. Sekarang ini terdapat banyak sekali kelompok sejenis yang dimaksudkan untuk member bantuan pada konsumen dalam usaha mereka mengambil keputusan pembelian yang tepat, menggunakan produk dan jasa dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab, dan biasanya menambah kualitas hidup mereka secara keseluruhan


Kebudayaan

Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Ruth Benedict melihat kebudayaan sebagai pola pikir dan berbuat yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang membedakannya dengan kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari/learning behavior (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” ;1999). Kebudayaan sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah buah adab (keluhuran budi), maka semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban dari masing-masing bangsa (Dewantara; 1994). Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya: - Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adapt-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan. - Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan. - Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994). Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatan yang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman. (Dewantara; 1994). 

Sumber Informasi konsumen

1. RUANG LINGKUP KEPUTUSAN KONSUMEN Keputusan pembelian oleh konsumen akan mencakup pertimbangan-pertimbangan berbagai aspek. Salah satunya tentang konsentrasi konsentrasi pemasaran lebih diarahkan pada keputusan mengenai produk alternative yang ada di pasar. Walaupun demikian, keputusan pembelian bukan hanya ditentukan tentang merk tertentu saja. Selain itu, konsumen mengambil keputusan pembelian atas sumber informasi yang mereka terima yang dijadikan dasar pembelian. Beberapa sumber informasi yang dapat mereka pergunakan diantaranya: 1. Televise 2. Majalah 3. Koran 4. Keluarga 5. Teman 6. Dealer Bagi manajer, pemahaman tentang sumber informasi saja belum terasa cukup, banyak hal yang perlu diketahui oleh manajer, diantaranya terletak pada implikasi strategi pemasaran yang akan dipergunakan oleh perusahaannya, yaitu: 1. Keputusan tentang kategori produk: - memberi kerangka yang luas dalam memahami lingkup ppersaingan produk - pengamatan terhadap trend permintaan industry memungkinkan perusahaan mengidentifikasi dampaknya terhadap produk perusahaan 2. Keputusan tentang merk produk: - Memberikan dasar bagi para manajemen dalam membandingkan kelemahan dan kekuatan produk dari perusahaan maupun dari pesaing - Memberikan pemikiran meluncurkan produk terbaru untuk melayani kebutuhan yang belum terpenuhi 3. Keputusan tentang sumber informasi - Memberikan dasar bagi para manajemen tentang bentuk informasi yang doperlukan untuk mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk - Sebagai pegangan dasar bagi manajemen dalam mengarahkan isi pesan pada target pasar yang dilayani Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian 1. Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada berbagai tahapan yaitu: a) pengenalan kebutuhan b) pencarian informasi c) evaluasi alternative d) keputusan pembelian e) perilaku pascapembelian. 2. Secara umum: 1. Pengenalan masalah (problem recognition)
Adapun sumber informasi untuk membantu mereka mencari aneka produk atau jasa yang mereka cari selama ini. Nah, ada 4 (empat) sumber informasi yang dapat membantu konsumen menemukan produk atau jasa yang layak mereka beli untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, diantaranya
1. Pertama,  sumber  komersial yang sifatnya  lebih banyak memberitahukan hal-hal seputar produk. Iklan merupakan sumber informasi komersial yang potensial dalam meraih calon pembeli. Iklan disini bisa disebarluaskan dengan berbagai media cetak, elektronik, maupun audio, visual dan audio visual.
 2. Kedua, sumber personal. Sifatnya lebih  banyak  memberikan penilaian dan memperkuat  informasi produk yang  diterima calon pembeli.
 3. Ketiga,  sumber publik, berupa kecenderungan  publik dalam mengapresiasi suatu produk. Informasi yang diberikan biasanya  melalui sebuah survei atau polling pendapat berkenaan dengan suatu jenis produk. Saat ini banyak sekali perusahaan yang menggunakan jasa publisitas baik itu berupa demo produk, event maupun testimoni orang-orang terkenal.
 4. Keempat,  sumber pengalaman, berupa pengalaman sebelumnya  berkaitan dengan penggunaan produk untuk memenuhi suatu  kebutuhan. Pada beberapa orang, pengalaman yang beredar dari mulut ke mulut lebih banyak dan lebih efektif mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian barang. Salah satunya, ketika pengusaha menjual barangnya menjauhi sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang, seperti sabda Nabi SAW


Rabu, 07 Januari 2015

Kisah Bill Gates: Dilempari Botol Hingga Sukses Kaya Raya

Bill Gates adalah salah satu nama paling terkenal di jagat teknologi. Ia mendirikan Microsoft yang menjelma sebagai perusahaan software terbesar di dunia.
Nama Bill Gates sering dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia. Padahal, perjalanan hidupnya bisa dibilang tidak terlalu mulus dimana ia lebih memilih drop out dari universitas.

1.Lahir dari Keluarga Berada
Nama lengkap Bill Gates adalah William Henry "Bill" Gates III. Ayahnya bernama sama dengannya William Henry Gates II yang saat ini berusia 86 tahun. Sedangkan sang ibu, Mary Maxwell Gates meninggal dunia tahun 1994.

Ayah Gates berprofesi sebagai pengacara cukup terkenal. Sedangkan sang ibu menduduki dewan pimpinan di berbagai perusahaan. Gates punya dua saudawar wanita bernama Kristianne dan Libby.

Di keluarga yang berada itulah, Bill Gates tumbuh besar. Bill sangat dekat dengan ibunya, Mary. Mary di masa mudanya dikenal sebagai atlet dan mahasiswa top. Dia menanamkan nilai kedisplinan pada anak-anaknya, termasuk pada Bill Gates.

Mary menuntut anaknya untuk selalu belajar keras, berolahraga dan mengikuti les musik. Dia juga berharap anak-anaknya berpakaian dengan pantas dan ramah kepada para tamu yang berkunjung ke rumah.

"Dia orang tua yang banyak terlibat dengan anaknya. Bukan hanya soal peringkat di kelas atau semacamnya, namun bagaimana kami harus bersikap di publik," tukas Libby Armintrout, adik Bill Gates.
  2.Keranjingan Membaca

Sejak usia muda atau sekitar 10 tahun, Bill Gates menurut penuturan ayahnya sudah sangat suka belajar. Dia sudah tamat membaca World Book Encylopedia dari seri awal sampai akhir.

"Saya sungguh memiliki banyak impian ketika masih kecil dan saya pikir hal itu tumbuh dari fakta bahwa saya punya kesempatan untuk banyak membaca," kata Gates suatu ketika.

Orang tuanya pun sangat mendukung hobi yang bagus tersebut. Mereka selalu membelikan buku apapun yang diminta oleh anaknya. Pada usia 11 tahun, Gates sudah aktif bertanya pada ayah soal topik bisnis sampai peristiwa dunia.

"Sungguh menarik dan saya pikir itu adalah hal yang hebat. Namun ibunya tidak menyukai kebiasannya itu," kenang Gates senior.

Ya, sang ibu mulai khawatir karena Gates mulai cenderung hanya suka berkutat dengan buku ketimbang berhubungan dengan orang lain. Gates pun mulai sering bertengkar dengan ibu yang berupaya mengontrolnya
3. Bocah yang Pintar

Ayah dan ibu Gates mulai khawatir karena anaknya terlihat cepat bosan. Ia memang anak yang pandai dan mampu menyerap semua pelajaran dengan baik.

Pada umur 13 tahun, Bill menuntut ilmu di sekolah eksklusif, Lakeside School. Dia dikenal sebagai siswa yang sangat pandai di sana.

Di sisi lain, Bill Gates mulai tidak suka dikontrol orang tuanya. Pada sebuah makan malam ketika Gates masih remaja, ia berkata cukup kasar pada sang ibu karena sebuah pertengkaran. Sang ayah pun melempar botol minum ke wajah anaknya. Ia kecewa anaknya menjadi bandel.

Gates akhirnya dibawa ke seorang terapis. Sang konselor menyatakan bahwa pada akhirnya, sang anak akan menang dalam 'pertengkaran' sehingga disarankan untuk tidak terlalu mengekangnya.

Ibu dan ayah Gates akhirnya membiarkan anaknya tumbuh mandiri dan tidak terlalu mengekangnya lagi. Gates pun gemar berpetualang untuk menyalurkan hobinya mengutak atik komputer.

Dia pernah menghabiskan beberapa malam di University of Washington untuk main komputer gratis. Dia pernah pula bekerja paruh waktu sebagai programmer di sebuah power plant di selatan Washington.


4. Memilih Drop Out

Akhirnya setelah mendirikan Microsoft bersama Paul Allen, Bill Gates memutuskan drop out dari Harvard University. Meski berat, orang tuanya mendukung keputusannya itu.

"Mary dan aku sangat cemas tentang itu. Harapannya dan aku sebenarnya sama dengan orang-orang yang punya anak di universitas, yaitu agar dia wisuda," kata Gates senior.

Ibunya tetap meminta Gates melakukan beberapa hal. Misalnya menjaga rumahnya tetap bersih dan datang berkunjung seminggu sekali untuk makan bersama. 

"Sungguh sebuah keputusan berat dan saya tahu orang tua juga mengkhawatirkannya. Dan meskipun saya tidak akan pernah mendorong orang lain untuk drop out sekolah, bagi saya pilihan itu memang tepat," ucap Bill Gates suatu ketika.

Namun Gates pernah menyatakan penyesalan tidak sempat menyelesaikan kuliahnya. Dia pun meminta agar para mahasiswa tidak mengikuti jejaknya.

"Saya kira drop out kuliah bukan ide yang bagus. Saya senang bisa menempuh kuliah meski hanya dua setengah tahun. Saya melengkapi beberapa kuliah dengan kursus online," kata Gates dalam sebuah pidato di Universitas Chicago.

5. Kejayaan Microsoft

Pilihan Bill Gates untuk drop out memang tepat baginya. Ia fokus mengembangkan Microsoft yang kemudian berjaya sebagai produsen software komputer terbesar di dunia.

Sistem operasi Windows sampai sekarang masih sangat dominan dipakai di mayoritas komputer. Dan belum ada pesaing yang cukup berarti. Bill pun kerap dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia. Harta kekayaannya diestimasi USD 61 miliar.

"Saya mengambil langkah raksasa dan segera. Jika Anda berada di tempat dan waktu yang tepat dan memiliki visi ke mana teknologi baru akan menuju namun Anda tidak beraksi, Anda tidak akan pernah bisa sukses," katanya mengenai resep suksesnya.

Saat ini, Bill Gates memang sudah pensiun dalam mengurusi Microsoft. Dia memilih fokus pada urusan kemanusiaan di yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.

Sampai tahun 2007, total sumbangan yang diberikan Bill & Melinda Gates Foundation telah mencapai USD 28 miliar. Yayasan ini dianggap salah satu yang paling banyak menyumbangkan uang untuk kegiatan kemanusiaan.

Bill Gates sendiri dilaporkan telah memberikan persentase besar dari hartanya untuk aktivitas filantropi, sebesar 48%. Dia bergabung dengan dermawan kaya lain yang juga punya jejak sama, seperti Andrew Carnegie dan Warren Buffet.


Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri

Aku benci                                                                         

Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai, 

biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?

Perjuangan dan Keputusasaan Menjalani Hidup Pasien Kanker


Fimela - Divonis kanker oleh dokter tidak membuat para penderita kanker menyerah dan pasrah menjalani sisa hidup mereka. Bahkan, para penderita kanker yang sudah memasuki stadium 4 pun masih bisa menulis kisah perjuangan hidup mereka dengan apik menjadi sebuah buku. Berikut adalah beberapa kisah tentang penyakit kanker yang dikisahkan oleh si penderita dan juga keluarga terdekat dan ini kisah salah satunya.
 Girl With Nine Wigs: Kanker bukan berarti berhenti bergaya
Bisa membayangkan kan bagaimana jika seseorang yang masih berusia muda divonis menderita kanker? Girl with Nine Wigs bercerita tentang seorang perempuan berusia 21 tahun yang divonis menderita kanker paru-paru stadium 4 oleh dokter.
Sophie Van Der Stap, perempuan muda penderita kanker yang menulis sendiri kisah hidupnya menjadi sebuah buku. Saat menjalani kemoterapi, Sophie mulai merasakan dampak dari perawatan tersebut dengan banyaknya rambut yang berguguran hingga kepala Sophie pun nyaris botak. Untuk kembali mengangkat rasa percaya dirinya, Sophie menggunakan wig setiap kali ia akan beraktivitas. Tanpa diduga, wig tersebut memberinya kekuatan hingga Sophie pun bertekad untuk melawan penyakitnya.
Sophie memiliki sembilan buah wig. Untuk setiap wig, Sophie pun menyiapkan kepribadian sendiri. Stella, Daisy, Sue, Blondie, Platine, Emma, Pam, Lydia, dan Bébé; kesembilan karakter yang ia ciptakan ternyata membantu Sophie bertahan hidup. buku ini jelas mengedapankan bagaimana seorang perempuan muda yang enggan menyerah melawan kanker. Sekalipun divonis tidak akan lama lagi hidup, Sophie memilih untuk menikmati dan menjalani sisa hidupnya dengan penuh semangat. Vonis penyakit kanker bukan berarti bisa mengehentikan kita untuk tampil stylish.